Minggu, 29 November 2015

Analisis Saluran Pemasaran Jambu Air Camplong, Produk Unggulan Kabupaten Sampang

Hello pembaca setia Bincang Agribisnis!!

Kita kembali lagi nih. Setelah kemarin membahas tentang saluran pemasan buah manggis, sekarang kita akan menganalisis salurang pemasan Jambu Air Camplong (Syzygium aqueum) yang merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Sampang. Jambu Air Camplong ini merupakan varietas lokal yang banyak dibudidayakan di Kecamatan Camplong. Di Kabupaten Sampang, komoditas ini harganya lebih tinggi jika dibandingkan dengan buah komersial lainnya, misalnya mangga dan jeruk lokal.

 (Syzygium aqueum)

Menurut Kustiawati Ningsih, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Isam Madura yang melakukan penelitian tentang Saluran Pemasaran Jambu Air Camplong di Desa Taddan, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, saluran pemasaran Jambu Air Camplong terdapat dua macam saluran distribusi, yaitu:
a. Pada saluran distribusi yang pertama petani (produsen) langsung menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul dengan pertimbangan harga yang diterima lebih tinggi. Kemudian pedagang pengumpul menjual kembali ke konsumen atau pedagang besar dengan tanggung biaya pemasaran dan transportasi. keuntungan dari saluran pemasaran yang pertama ini adalah petani dapat menerima keuntungan yang lebih. sedangkan kerugiannya adalah petani mengeluarkan biaya transportasi, resiko kecelakaan di perjalanan dan kerusakan barang dan lain-lain.
b. Pada saluran distribusi yang kedua tengkulak mengambil hasil panen jambu air petani (produsen) secara langsung, berbeda dengan saluran distribusi pertama, pada saluran distribusi kedua biaya transportasi ditanggung oleh tengkulak. Kemudian tengkulak membawa jambu air ke pedagang pengumpul yang di Kecamatan atau langsung dibawa ke Surabaya, biaya yang ditanggung oleh pedagang pengumpul yaitu biaya transportasi dan biaya pemasaran. keuntungan dari saluran distribusi ini yaitu petani tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi karena biaya transportasi ditanggung oleh tengkulak. Sedangkan kerugiannya yaitu petani tidak dapat menentukan harga (price taker) yang terkadang mendapat harga rendah.

Kesimpulannya, saluran distribusi pertama lebih efektif dan efisien karena hanya melewati dua lembaga pemasaran, berbeda dengan saluran distribusi ke-2 yang melewati tiga sampai 4 lembaga pemasaran dan pada prakteknya petani (produsen) sebagai price taker dan seringkali mendapatkan harga yang rendah.

Nah Bincang Agribisnis mau kasih solusi agar saluran pemasaran Jambu Air Camplong di Desa Taddan dapat lebih efektif dan efisien nih. Misalnya kerjasama antara kelompok tani dengan pedagang besar, agar hasil panen dari petani-petani dapat terpusat dan mendapatkan harga yang lebih tinggi sekaligus memotong saluran distribusi yang kurang efektif.

Sekian dulu post kita hari ini. Semoga bisa bermanfaat yaa bagi pembaca Bincang Agribisnis :)

Wassalam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar