Senin, 30 November 2015

Analisis Pemasaran Komoditas Padi (Studi Kasus di Desa Clumprit Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang)

Hello pembaca setia Bincang Agribisnis!!

Kita kembali lagi nih. Setelah kemarin membahas tentang saluran pemasaran buah jambu, sekarang kita akan menganalisis saluran pemsaran komoditas padi (Oriyza sativa), yang merupakan tanaman pangan paling penting di Indonesia.  Salah satunya adalah persoalan pemasaran komoditas padi, yaitu rendahnya harga jual di tingkat petani produsen.
(Oriyza sativa)
 Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang pemasaran komoditas padi, dengan maksud untuk memahami harga jual di tingkat petani produsen sampai dengan pedagang pengecer. Pemasaran komoditas padi tersebut didekati dengan teori efisiensi pemasaran produk pertanian dan keseimbangan pasar. Berdasarkan temuan lapangan dan analisis diperoleh hasil penelitian bahwa, harga jual komoditas padi di tingkat petani produsen masih terlalu rendah yaitu, lebih rendah daripada harga dasar yang ditetapkan pemerintah.
Rendahnya harga jual yang diterima petani produsen dari kegiatan pemasaran disebabkan oleh:
1.  jumlah output yang dijual kurang memenuhi ukuran efisiensi fasilitas sarana pemasaran dan kemampuan biaya yang kurang memadai
2.  saluran pemasaran komoditas padi yang terlalu panjang
3.  lemahnya posisi tawar petani dalam penentuan harga
Untuk meningkatkan harga jual komoditas padi di tingkat petani produsen dalam kegiatan pemasaran, maka cara efektif menurut penulis adalah, petani merubah pola pemasarannya dari pola individu menjadi pola kolektif dengan cara melakukan integrasi horizontal di tingkat petani, yaitu petani bergabung dengan beberapa petani lain dalam kegiatan pemasaran, hingga mencapai jumlah penjualan tertentu yang memenuhi ukuran efisiensi fasilitas sarana pemasaran. 

Kesimpulannya jadi petani padi di di Desa Clumprit Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang, harus merubah pola yang dari individu menjadi pola yang lebih kolektif, dalam menjual padi. Agar petani mampu memenuhi jumlah minimum padi yang dapat dihargai oleh pembeli (pedagang).

Nah Bincang Agribisnis, kami ada sedikit solusi untuk menghadapi permasalahan ini, yaitu dengan integrasi horizontal di tingkat petani maka beberapa keuntungan yang mungkin dapat diperoleh petani tanpa harus merubah jumlah penjualannya secara individu adalah sebagai berikut:
1. biaya pemasaran per unit menjadi lebih efisien, karena jumlah penjualan secara kolektif lebih besar
2.  tahapan penanganan pasca panen dapat ditingkatkan, karena biaya per unit yang lebih efisien dan kredibilitas petani yang lebih baik
3. saluran pemasaran dapat diperpendek, karena kemampuan pemasaran petani yang lebih baik
4. posisi tawar petani dalam penentuan harga jual menjadi lebih kuat, karena dengan membentuk sebuah kelompok maka ukuran dan jumlah antara petani dengan pedagang perantara menjadi lebih seimbang. 

Sekian post kita hari ini. Semoga bisa bermanfaat yaa bagi pembaca Bincang Agribisnis :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar